ADAB DALAM BERDO’A

Panji Makalalag
Panji Makalalag
5 Min Read

Oleh: K.H. Luqman Kamil Ashiddiq, S.Pd.I.
(Wakil Talqin Pangersa ABAH AOS dari Cimahi)

Berikut ini 5 Taujihat Sufi Hadrotu Syeikh ABAH AOS kepada ABAH JAGAT tentang tatakrama dalam memanjat do’a, yang disampaikan di beberapa kesempatan Shohbah di Hujroh Syarifah Madrosah Sirnarasa, Cisirri, Panjalu, Ciamis, Jawa Barat.

PERTAMA, saat berdo’a sikap jiwa kita harus senantiasa dipenuhi rasa syukur dengan menerima segala yang ada , yang pernah kita terima. Sebab sikap jiwa inilah kunci rahasia ijabahnya do’a bahkan sejak sebelum do’a itu dipanjatkan . Cara bersyukur terbaik dengan ber-Dzikir.
Rosul اللّٰه SAW bersaba :

قَالَ اللهُ تَعَالىَ: يَا إِ بْنَ أَ دَمَ إ ِذَا ذَ كَرْتَنِى شَكَرْتَنِى وَإ ِذَا نَسِيْتَنِى كَفَرْتَنِى

اللّٰه berfirman : ” Wahai anak Adam ketika kamu berdzikir (ingat) kepada-KU maka kamu sedang bersyukur kepada-KU dan ketika kamu melupakan-KU maka kamu sedang kufur kepada-KU” [Hadits Qudsi]
===========================
Rosulاللّٰه SAW bersabda :

أَفْضَلُ الذِّكْرِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَفْضَلُ الدُّ عَاءِ الْحَمْدُ للهِ

“Seutama-utama dzikir adalah la ilaaha illalloh. Dan seutama-utama do’a adalah alhamdulillah.” [HR. BUKHORI nomer 99]

Catatan :
– Kalimat Alhamdulillah pada hadits diatas bukan sekedar ucapan dimulut tapi suatu sikap penuh rasa syukur terhadap segala limpahan karunia yang sudah diterima .

KEDUA, saat berdo’a sandarkan do’a kepada dan dengan berkah para kekasih-NYA. Ber-wasilah dengan Al-Fatihah agar karomah-karomah para kekasih pilihan tumpah, melimpah, dan tercurah kepada kita.

اللّٰه SWT berfirman :

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوٓا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجٰهِدُوا فِى سَبِيلِهِۦ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada اللّٰه dan carilah wasilah (perantaraan) untuk mendekatkan diri kepada-NYA, dan berjihadlah ( berjuanglah) di jalan-NYA, agar kamu beruntung.” (QS. Al-Ma’idah / 5 : Ayat 35)
===========================
Tawasul dengan orang sholih yang hidup , disebutkan dalam kitab Shohih Bukhori halaman 99 sebagai berikut :

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُثَنَّى عَنْ ثُمَامَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَنَسٍ – عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَانَ إِذَا قَحَطُوا اسْتَسْقَى بِالْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَقَالَ اللَّهُمَّ إِنَّا كُنَّا نَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّنَا فَتَسْقِينَا وَإِنَّا نَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِعَمِّ نَبِيِّنَا فَاسْقِنَا قَالَ فَيُسْقَوْنَ

“Diriwayatkan dari Anas bin Malik sesungguhnya Umar bin Khotthob ra. ketika masyarakat tertimpa paceklik , dia meminta hujan kepada Alloh dengan wasilah Abbas bin Abdul Muttholib, dia berdoa: “Ya اللّٰه ! Dulu kami bertawasul kepada-MU dengan perantara Nabi kami, lalu kami diberi hujan. Kini kami bertawasul kepadamu dengan perantara paman Nabi kami, berikanlah kami hujan”.
Perawi hadits mengatakan : “ Mereka pun diberi hujan .” [HR . BUKHORI]
===========================
Rosulاللّٰه SAW bersabda :

لَقَدْ دَعَا اللهَ بِاسْمِهِ الْعَظِيْمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ، وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى.

“Sungguh engkau telah meminta kepada اللّٰه dengan Nama-NYA yang paling agung yang apabila seseorang berdo’a pasti dikabulkan dan apabila ia meminta pasti dipenuhi permintaannya .” [HR. ABU DAWUD, AN-NASAI, IBNU MAJAH dari ANAS BIN MALIK]

KETIGA, saat berdo’a jangan suka ingin tahu terjemahannya. Kalau ingin tahu terjemahnya, do’a-nya hanya sampai ke terjemahan-nya , tidak sampai kepada-NYA.

KEEMPAT, saat berdoa’ niatkan berdoa’ hanya karena menjalankan perintah-NYA untuk selalu berdo’a kepada-NYA. Tidak lebih.

اللّٰه SWT berfirman :

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ

“Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-KU, niscaya akan AKU perkenankan bagimu”. (QS. Ghofir/40 : Ayat 60)

KELIMA, setiap doa’ pasti diijabah-Nya. Namun ijabah dari do’a – do’a kita itu tidak di waktu yang kita kehendaki namun di waktu yang DIA kehendaki.

Rosulاللّٰه SAW bersabda :

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُوْنَ بِالْإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ

“Berdo’alah kepada اللّٰه dan kalian harus yakin pasti dikabulkan. Ketahuilah, bahwa اللّٰه tidak akan mengabulkan do’a dari orang yang hatinya lupa lagi lengah.” [HR. TIRMIDZI dan HAKIM]
===========================
Hikam Ibnu Atho’illah As-Sakandari .

لَا يَكُنْ تَأَخُّرُأَ مَدِا لْعَطَا ءِ مَعَ الْإِلْحَا حِ فِي الدُّ عَاءِمُوْجِبًالِيَأْ سِكَ , فَهُوَضَمِنَ لَكَ الْإِجَابَةَ فِيْمَا يَخْتَا رُهُ لَكَ لَافِيْمَا تَخْتَارُهُ لِنَفْسِكَ , وَ فِي الْوَقْتِ الَّذِيْ يُرِيْدُ لَا فِي الْوَقْتِ الَّذِ يْ تُرِيْدُ.

“Janganlah karena kelambatan waktu pemberian اللّٰه kepadamu, padahal engkau telah bersungguh-sungguh dalam berdoa, menyebabkanmu putus asa. Sebab Alloh telah menjamin menerima semua doa, dalam apa yang DIA kehendaki bagimu, dan pada waktu yang ditentukan-NYA, bukan pada waktu yang engkau tentukan.”

===========================

Penjelasan tentang ADAB DALAM BERDO’A yang diadaptasi dari artikel karya K.H. Rd. Budi Rahman Hakim Al Amiin,  MSW., Ph.D. (Abah Jagat Al Khoolish)

Share this Article
Leave a comment