CIRI-CIRI ORANG YANG SHOLATNYA SUDAH DISAMPAIKAM KE MAQOM KHUSU’

Panji Makalalag
Panji Makalalag
5 Min Read

Bisa sholat khusuk adalah dambaan setiap pribadi muslim yang suka sholat. Muslim yang tidak suka sholat tidak pernah mendambakan sholat khusuk. Karena, jangankan pengen sholat khusuk, terhadap sholatnya saja belum suka.

Bersyukur kepada siapa saja yang sudah suka dengan sholat. Sekarang tinggal khusuknya. Saking ingin ketemu khusuk sampai-sampai menjamur pelatihan sholat khusuk. Apa dan bagaimanakah sholat khusuk itu? Adakah alat ukur untuk mengetahui apakah kita tergolong orang-orang yang khusuk?

Dari lisan Guru Agung Pangersa Abah Aos;

Pertama, khusuk itu hadir hati dengan dzikrulloh, hati yang selalu ingat dan bersama Alloh, di mana saja, kapan saja, apalagi di saat menunaikan ibadah sholat. Yaitu, hati yang hidup, yang dihidupkan oleh Yang Maha Hidup melalui kekasih dan kholifahNya yang masih hidup melalui talqin dzikir, yaitu dzikir yang sesuai petunjuk Kanjeng Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallan yang diwariskan kepada para penerusnya dari masa ke masa termasuk salah satunya kepada Pangersa Guru Agung Abah Aos. (*

“Tidak ada khusuk kecuali dengan hadir hati. Tidak akan ketemu khusuk di dalam sholat kalau belum ketemu khusuk di luar sholat,” ungkap Pangersa, menegaskan. Ketika sholat, hatinya diikat oleh Dzikir Khofi, sehingga pikiran tidak melayang-layang dan perasaannya tidak gentayangan pergi ke mana-mana. Raganya di atas sajadah, begitu pula nyawa dan rasanya.

Firman Alloh dalam QS Thoha ayat 14 :

إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

Artinya:
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”

So, sholat bukan untuk ingat yang lain-lain, hanya ‘ingat dan bersama’ Alloh saja.

Kedua, khusuk itu maqom. Di antara ciri yang sudah mencapai maqom khusuk, dawuh Pangersa Abah, ia ‘ringan, tenang, dan senang’ menunaikan sholat. “Khusuk itu senang, den” ucap Pangersa suatu malam di Jagat ‘Arsy. Senang mengerjakan amal baik tanpa perlu undangan, panggilan, apalagi paksaan.

Ciri orang ringan, tenang, dan senang sholat itu, di antaranya: selalu siaga sholat awal waktu. Ya, sholat awal waktu, bukan tepat waktu. Tidak pernah menunda-nunda pelaksanaan sholat lima waktu.

Ciri-ciri orang siaga sholat awal waktu, sekurang-kurang ada tiga:

Satu, ia selalu menjaga dan senantiasa punya wudlu –selambat-lambatnya selalu berwudlu 15 menit sebelum tiba waktu sholat.

Karena slalu punya wudlu, maka ciri nomor dua ialah ‘profesi’ utamanya, di tengah kesibukan duniawinya sekalipun, ialah ‘menunggu sholat’. Kata Pangersa Abah, “menunggu sholat itu sama dengan sholat.”

Ciri nomor tiga, tidak suka dengan panggilan sholat (adzan), karena sebelum dipanggil, paling telat 15 menit sebelumnya, sudah siap dan duduk di atas sajadah.

Empat, dia tidak suka nunggu iqomat (apalagi lama-lama), karena begitu muadzin sampai menyeru ‘hayya ‘ala sholat’ ia sudah berdiri, posisi siap sholat menghadap kiblat, begitu mu’adzin di penghujung tugasnya, ia sudah mengangkat kedua tangan, berdoa, doa’ setelah adzan, dan tak sampai menurunkan tangannya ia langsung bertakbiratur ihram, sholat sunnah dua rokaat. Setelah salam, langsung iqomat berdiri untuk menunaikan sholat wajib.

Soal ringan kaki menunaikan sholat tentu merujuk kepada firman Alloh dalam QS Al-Baqarah ayat 45:

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

Artinya:
“Dan mohon pertolonglah kalian dengan shabar dan sholat, maka sungguh (sholat) itu terasa buerat kecuali mereka yang sudah mencapai maqom khusuk.”

Begitulah, tiada jeda, apalagi menunda waktu sholat. Inilah jiwa-jiwa yang melampaui muth’mainnah. Kalau jiwa yang muth’mainnah masih perlu dipanggil, kata pangersa. Sebagaimana dalam QS Al Fajr ayat 27:

يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفْسُ ٱلْمُطْمَئِنَّةُ

Sementara jiwa yang khusuk, ialah jiwa yang senang, tanpa menunggu diundang, kembali dan menyegerakan diri berjumpa (bermi’roj) dengan dan kepada Alloh. Inilah jiwa rodhiyah bahkan mardhiyyah. Subhanalloh walhamdulillah.

Semoga Alloh golongkan kita ke dalam kelompok orang-orang yang khusuk. Bikaromah Pangersa Abah Aos Alfatihah.

Salam khidmah,
Abah Jagat [Pembantu Khusus Abah Aos/Wakil Talqin TQN Ma’had Suryalaya]

*) bagi yang tidak tahu dan ingin tahu gerangan apa kalimah dzikir yang dijeriitkan di dalam hati, untuk kesempurnaan hidup dan sholat-sholat kita, mencapai maqom khusuk, silakan ikuti bimbingan talqin dzikir di madrasah- madrasah tqn pp suryalaya terdekat atau hubungi Wakil Talqin Hadrotusyeikh Pangersa Abah yang berada di wilayah anda.

TAGGED:
Share this Article
Leave a comment