DZIKIR DAN PRODUKSI ‘HORMON BAHAGIA’ [1]

Panji Makalalag
Panji Makalalag
4 Min Read

Oleh : KH Budi Rahman Hakim, MSW., PhD.
[Pembantu Khusus ABAH AOS/Pendiri Pesantren Peradaban Dunia JAGAT ‘ARSY]

Manusia sebagai makhluq Alloh paling sempurna penciptaannya [احسن التقويم] terus menemukan konfirmasi empiris-scientifik-nya. Ini sekaligus membantah adagium: tidak ada manusia super, yang ada hanya jadi manusia itu super. Apa di antara ke-super-an makhluq Alloh bernama manusia?

Para pakar dan praktisi di dunia medis antara lain menemukan bahwa sedikitnya ada 4 jenis hormon (happiness chemicals) yang jika ini berproduksi dengan baik dalam diri seorang manusia akan memberi efek rasa bahagia dalam kehidupannya. Semakin melimpah produksi hormon-hormon ini di dalam dirinya semakin bahagia dan bahkan slalu bahagia bahagia slalu hidupnya.

Hebatnya lagi, untuk memproduksi happiness chemicals dalam diri manusia ini sesungguhnya tidak perlu bantuan dari apapun dan dari siapapun di luar dirinya –asalkan tahu tata caranya seperti diajarkan oleh para Ahli tentang manusia, baik struktur jasmaninya maupun anatomi ruhaninya.

Fakta mirisnya ialah: karena kurangnya pengetahuan tentang kecanggihan teknologi mesin tubuh-ruh manusia, di antara manusia banyak yang memilih untuk menciptakan dan memerlukan –bahkan dibuat ketergantungan terhadap –rangsangan eksternal untuk memproduksi kimia alami kebahagiaan yang sejatinya telah tersedia sendiri di tubuhnya.

Karena merasakan sensasi kebahagiaan akibat rangsangan di atas terjadi terus menerus terjadilah proses pencanduan yang sempurna. Zat adiktifnya inilah yang menyulap pemakai/pengguna perangsang ini jadi pecandu (addict). Persoalan muncul ketika tiba keinginan untuk mendapatkan sensasi bahagia –ketagihan– lalu rangsangan-rangsangan dari luar dirinya tadi tidak tersedia mereka merasakan kesakitan yang menyiksa (sakau). Mereka bisa menderita sampai akhirnya mendapat rangsangan dimaksud.

Apa saja happiness chemicals yang ada dalam diri kita?

Pertama, hormon DOPAMIN. Ini adalah jenis hormon yang jika berreproduksi akan melahirkan sensasi perasaan semangat dan optimisme menjalani hidup. Seorang yang hormon Dopaminya melimpah akan termotivasi untuk maju, untuk meraih apa yang diinginkannya dalam hidup. Ia juga meraskan sensasi apresiasi positif dalam hidupnya.

Sebaliknya, kalau hormon Dopamin dalam diri seseorang kurang maka ia akan didominasi rasa malas, tidak punya semangat hidup dan selalu pesimis dalam ikhtiar mencapai atau mewujudkan apa yang ia citakan dalam hidup. Seorang yang hormon Dopaminnya rendah maka ia slalu negatif merespon sesuatu, dalam berinteraksi dengan sesama.

Untuk memantik produksi hormon Dopamin dalam diri seseorang, para ahli dan praktisi medis menyarankan agar ia sering-sering mengucap kalimat syukur (gratitude), kapanpun dimanapun dalam situasi apapun. Latih terus menerus diri untuk selalu berterimakasih kepada kehidupan atas segala anugerah yang telah diterima. Latih untuk terus mengucap terimakasih terhadap apa yang ada yang telah dipunyai dalam hidup. Mereka menyarankan agar dipadu dengan gerakan, olah raga, dan sering-sering menyelesaikan tugas hingga tuntas.

Guru-guru Agung Pecinta Kesucian Jiwa dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa ekspresi syukur terbaik adalah dzikirulloh. Dzikir itu syukur, berdasarkan firman ALLOH dalam hadits qudsi:
اذا ذكرتني شكرتني اذا نسيتني كفرتني

Semakin banyak dzikirnya, banyak syukurnya. Semakin banyak bersyukurnya, semakin besar rasa syukurnya, semakin besar rasa terimakasih. Rasa terimakasih ini hadir pada seorang yang merasakan telah banyaknya anugerah, karunia, nikmat dari ALLOH yang ia terima.

Rasa syukur dan rasa terimakasih dengan amaliyah dzikir inilah yang akan memantik produksi hormon dopamin dalam jumlah yang berlimpah. Berlimpahnya hormon dopamin dalam diri seseorang maka semakin semangat, penuh motivasi dan optimis dengan kehidupannya. Ia pastinya bahagia menjalani semua kegiatan hidupnya. Kalau dzikirnya belum meraih perasaan ini maka tandanya dzikirnya belum banyak, dzikirnya mesti sesuai petunjuk dokter ruhani Ahli Silsilah.

Kedua,…

Salam bahagia,

KH Budi Rahman Hakim, MSW., PhD.
[Pembantu Khusus ABAH AOS/Pendiri Pesantren Peradaban Dunia JAGAT ‘ARSY]

Share this Article
Leave a comment