KENAPA DZIKRULLOH MENYEHATKAN DAN BISA MEMATIKAN VIRUS ?

Panji Makalalag
Panji Makalalag
7 Min Read

Para Pecinta Kesucian Jiwa mesti berhati-hati memilih kata atau istilah yang bisa menodai kesucian jiwa bahkan membatalkan tauhid kita. Haramkan lisan kita untuk berkata: “virus mematikan” atau “penyakit mematikan”. Sabda Tuan Syeikh, “Tidak ada yang mematikan kecuali yang menghidupkan”. Apa artinya?

Kuasa tunggal yang mematikan –seluruh makhluk hidup– itu hanya ALLOH yang Maha Hidup dan Menghidupkan , “المميت itu pasti المحيي”. Bukan virus! Kalau kita sembrono menggunakan kata “virus mematikan” maka Tauhid kita rusak.

Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

وَهُوَ الَّذِى يُحْىِۦ وَيُمِيتُ وَلَهُ اخْتِلٰفُ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ  ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

“Dan Dialah ( Alloh ) yang menghidupkan dan yang mematikan , dan Dialah yang (mengatur) pergantian malam dan siang . Apakah kamu tidak berpikir ?”
( QS. Al-Mu’minun / 23 : Ayat 80 )

Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

هُوَ الَّذِى يُحْىِۦ وَيُمِيتُ  ۖ فَإِذَا قَضٰىٓ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُنْ فَيَكُونُ

“Dialah ( Alloh ) yang menghidupkan dan yang mematikan. Maka apabila Dia hendak menetapkan sesuatu , Dia hanya berkata kepada sesuatu itu , Jadi ! Maka jadilah sesuatu itu.”
( QS. Ghofir / 40 : Ayat 68 )

Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

… لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْىِۦ وَيُمِيتُ  ۖ فَئَامِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ …

“… tidak ada Tuhan (yang berhak diibadahi dengan sebenar-benarnya ) selain Dia ( Alloh ) , yang menghidupkan dan yang mematikan , maka berimanlah kamu kepada Alloh dan Rosul-Nya ,..”
( QS. Al-‘Arof / 7 : Ayat 158 )

Memperbaiki tauhid pada diri kita itu sangatlah penting.
Mengutip perkataan Syeikh Abdul Malik Romadhon hafizhohulloh berkata, “Sesungguhnya memperbaiki tauhid bagi agama -seseorang- seperti kedudukan perbaikan jantung bagi badan.” 
(Sittu Durar min Ushul Ahli al-Atsar, hal. 16)

Di masa mewabahnya tho’un [pandemic/الطاعون[, Guru-guru Sufi Agung tegas menyatakan bahwa solusi tunggal mengatasinya ialah dengan memperbanyak dzikrulloh. Bukan sembarang dzikir, tapi dzikir yang resepnya resmi dari الطبيب الاروح, yakni, para Syeikh Mursyid sebagai penerus dan pewaris resep Kesehatan Jiwa manusia.

Mengutip perkataan Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin dalam kitab Miftahush Shudur :

وَكَانَ الذِّكْرُ لاَ يُفِيدُ فَائِدَةً تَامَّةً إِلاَّ بِالتَّلْقِينِ .

Dan adalah dzikir tidak akan memberi manfaat yang  sempurna kecuali dengan ditalqinkan .

Pernah mendengar Guru Agung Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Al Quthbu As-Shomadani Al Mahdi qs berkata :

مَنْ ذَكَرَ اللهَ تَعَالٰى حَفِظَهُ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ
Barangsiapa yang berdzikir kepada Alloh Ta’ala maka Alloh pasti menjaganya dari segala sesuatu.

Berkata juga Syeikh Abdul Wahab Asy-Syaroni dalam kitab Minahus Saniyyah :

وَاعْلَمْ أَنَّ بِذِكْرِاللهِ تَعَالَی تُدْفَعُ اْلاٰفَاتُ
Dan ketahuilah dengan dzikir kepada Alloh Tَa’ala ditolak berbagai macam penyakit ( penyakit zhohir dan penyakit bathin ).

اَلذِّكْرُ سَيْفُ الْمُرِيْدِيْنَ بِهِ يُقَاتِلُوْنَ اَعْدٓاءَهُمْ مِنَ الْجِنِّ وَاْلاِنْسِ
وَبِهِ تَدْفَعُوْنَ اْلاٰفَاتِ الَّتِيْ تَطْرُقُهُمْ

Dzikir adalah pedangnya para murid yang dengan dzikir tersebut mereka memerangi musuh-musuh mereka dari golongan jin dan manusia dan dengan dzikir tersebut mereka menolak berbagai macam penyakit yang menyerang mereka.

Bagaimana Dzikir yang melalui Talqin Dzikir menyehatkan dan bisa mematikan virus ?

Pertama, desain penciptaan tubuh manusia itu sendiri sesungguhnya super canggih. Di antara kecanggihannya ialah sejak awal sudah dirancang memiliki sistem kekebalan (imun system). Anti-bodi. Tubuh yang sehat imun systemnya akan otomatis menolak jika ada sesuatu yang asing –seperti virus– masuk. Artinya, tubuh punya self-defense mechanism.

Dalam kondisi tubuh yang prima, anti-bodi ini bisa serta merta menyerang, melumpuhkan dan mematikan ‘benda asing’ itu. Jadi tubuh yang tingkat kekebalannya tinggi bisa membunuhi virus-virus itu. Lalu bagaimana agar tubuh punya antibodi/imunitas tinggi di atas rata-rata?

Tubuh itu sendiri, asal tahu caranya, punya cara tersendiri untuk menjaga antibodi tetap prima bahkan terus meningkat tanpa rangsangan obat-obatan. Bagaimana? Sederhana dengan cara : mengeluarkan suara berirama , mengatur hembusan nafas keluar-masuk dan menggerakkan tubuh ke arah-arah tertentu.

Tentu bukan sembarang suara, bukan sembarang olah nafas, dan bukan sembarang gerakan tanpa arah, melainkan irama suara dzikir kalimatus syifa, nafas dengan hembusan kalimatut thoyyibah, dan gerakan kepala yang terarah menghujam ke arah dua jari di atas-bawah susu kiri-kanan.

Perpaduan suara gerakan inilah yang secara kimia akan memantik produksi hormon endorfin , hormon yang menyehatkan jiwa karena mengeluarkan efek bahagia. Kebahagiaan yang melimpah akan membuat seseorang hidupnya tenang, senang, jauh dari kepanikan, ketakutan. Hormon dan kondisi psikologis yang bahagia karena mengingat Yang Maha Mematikan inilah penyumbang tertinggi naiknya antibodi/imunitas. Kalau seseorang tinggi imunnya maka virus pun mati -dimatikan sendirinya.

Kedua, virus seperti Covid-19 yang biasa menyerang & bersarang di jalur pernafasan hanya bisa dibasmi dengan membakar dan menghanguskannnya dengan hantaran udara suhu panas di dalam tubuh. Tentu bukan sembarang udara suhu panas, melainkan udara suhu panas yang bersumber dari Api Dzikir.

Nabi Shollaho ‘alaihi wasallam menyatakan, الذكر نار للشّياطين. Virus itu Syetan dan dzikir itu api bagi virus Syetan pengganggu. Maka berdzikirlah senafas-senafas. Api Dzikir itu, ditegaskan Tuan Syeikh, lebih panas dari api Neraka Jahannam.

Demikian, tips sehat dari dokter ruh momentum di tengah banyak wilayah di penghujung tahun ini ditetapkan pemerintah sebagai kawasan zona merah (red zone). Hatur terimakasih kepada Guru Kekasih ALLOH yang telah mengajarkan bagaimana menjalani gaya hidup sehat dengan dzikir khusus di era pandemi ini.

Salam sehat,
KH Budi Rahman Hakim, MSW., PhD.
[ Doktor bidang Tashowuf dan Thoriqoh dari Tilburg University School of Humanities and Digital Sciences, Tilburg, Belanda . Kandidat Guru Besar Ilmu Tashowwuf UIN Syarif Hidayatulloh , Jakarta ]

Share this Article
Leave a comment