SEKALI LAGI KENAPA SESAMA MURID TUAN SYEIKH JANGAN SALING MENGHINA, MELUKAI APALAGI MENCELAKAI…

Panji Makalalag
Panji Makalalag
3 Min Read

Jangan (saling) menghina, mengganggu, melukai hati apalagi mencelakai murid/pecinta para Wali Alloh wabil khusus Tuan Syeikh Mursyid fi hadzaz zaman. Mengapa? Sebab beberapa di antara mereka telah Ia pilih sebagai kekasihnya kekasih Alloh yang utama.

Mencederai murid/pecinta para Wali Alloh terkhusus Wali Mursyid berarti mencederai para Wali Alloh. Dan para Wali punya cara sendiri menjaga, membela dan melindungi mereka dari para penganggu, tak peduli siapapun.

Hati-hati. Sejarah menjadi saksi siapa saja yang mencederai para kekasihnya kekasih Alloh akan hidup dalam nestapa dan kerugian besar. Para pencedera kekasihnya kekasih Tuan Syeikh hidupnya jauh dari bahagia, senangnya mengeluh dan hatinya dikuasai iri dengki yang membinasakannya.

Kanjeng Nabi Muhammad Shollallohu ‘alaihi wasallam melalui sabdanya telah memberikan ‘kode keras’ bagi siapa saja yang mengganggu Aulia Alloh. Berikut ini sabdanya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: ( إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيَّاً فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ. وَمَا تَقَرَّبَ إِلِيَّ عَبْدِيْ بِشَيءٍ أَحَبَّ إِلِيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ. ولايَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِيْ بِهَا. وَلَئِنْ سَأَلَنِيْ لأُعطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِيْ لأُعِيْذَنَّهُ ) – رواه البخاري

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anh, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “Sesungguhnya Allah ta’ala telah berfirman : ‘Barang siapa memusuhi wali-Ku, maka sesungguhnya Aku menyatakan perang terhadapnya.
Hamba-Ku senantiasa (bertaqorrub) mendekatkan diri kepada-Ku dengan suatu (perbuatan) yang Aku sukai seperti bila ia melakukan yang fardhu yang Aku perintahkan kepadanya.

Hamba-Ku senantiasa (bertaqorrub) mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunah hingga Aku mencintainya.
Jika Aku telah mencintainya, maka jadilah Aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, sebagai tangannya yang ia gunakan untuk memegang, sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti akan Aku berikan kepadanya.” [Bukhari no. 6502]

So, mulai sekarang belajarlah memuliakan Yang Maha Mulia, Alloh, melalui cara memuliakan para kekasih Alloh, melalui cara memuliakan para kekasihnya para kekasih Alloh, murid dan pecinta Tuan Syeikh.

Salam cinta,
KH Budi Rahman Hakim al Khoolish, MSW., Ph.D. [Ketua Penasehat MTQN Pusat]

Share this Article
Leave a comment