TERTAWA DAN BAHAGIA, MAU KAPAN? PANGERSA ABAH: SEKARANG!

Panji Makalalag
Panji Makalalag
3 Min Read

Oleh: K.H. Budi Rahman Hakim Al Amiin, MSW., Ph.D (Abah Jagat Al Khoolish)
[Ketua Penasehat Madrosah + Roudhoh TQN Suryalaya Sirnarasa Pusat]

Kebahagiaan itu sekarang, di sini begini sekarang. Kemarin sudah lewat, besok lusa belum tentu. Waktu yang sudah pasti itu ya sekarang, bukan kemarin atau esok, apalagi lusa. Demikian Pangersa Abah berpesan untuk kita, murid-muridnya.

Pesan spiritual itu merupakan cermin ajaran yang sudah jadi amalan agar kita selalu berada dalam keadaan ‘husnul bidayah’ (selalu baik, dengan melakukan yang bajik, sedari awal). Berharap ‘husnul khotimah’ itu juga tidak salah, namun terdengar seperti congkak, seperti akan tahu kapan berakhir sang waktu. Ciri orang bermental ‘husnul khotimah’ (berharap kelak baik di ujung waktu, berbuat kebajikan itu nanti saja) antara lain selalu menunda untuk memohon ampun, berhenti melakukan kesalahan, dan menantikan berbuat kebajikan.

Sementara, ciri orang yang di maqom ‘Husnul bidayah’, dawuh Pangersa Abah, selalu rendah hati dengan menyadari waktu kemarin sudah lewat, esok apalagi lusa belum (tentu masih hidup). Saking rendah hatinya bahkan menyadari, satu jam mendatang, satu menit mendatang bahkan satu detik mendatang, belum tentu (masih punya umur). Oleh karena itu, murid-murid Pangersa Guru Agung diberi ajaran yang menetap jadi amalan dzikir per detik, per detak jantung, Dzikir Kalimah Agung dari Yang Maha Agung warisan Nabi Agung Muhammad sholl الله‎u ‘alaihi wasallam: Dzikir Hati, Dzikir Diri, Dzikir Khofi. Dzikir dengan nama DiriNya.

Ingin hidup bahagia? Kapan ingin hidup bahagia? Jawabannya, kembali, sekarang!

Pangersa Abah slalu memberi teladan kepada kita agar selalu bahagia apapun keadaan hidup yang kita jalani. Sepahit apapun realita kehidupan di depan mata: …dagang bangkrut, suami kawin lagi, isteri selingkuh, hutang numpuk, mau lebaran ga punya duit, kerjaan belum pasti, anak mau sekolah biaya tidak ada, orang tua sakit keras, dipecat dari perusahaan, masih pengangguran….dan lain sebagainya, kita harus tetap bahagia. Kita berbahagia sekarang, sekali lagi, karena kita tidak punya pilihan waktu, kecuali ya sekarang…

Semua keadaan diterima dengan hati yang ceria. Pangersa menyampaikan ‘kullun min ‘indillah’, semuanya dari  الله‎, segalanya  الله‎, terima dan kembalikan kepada kekuatan serta kuasa  الله‎. Jalaliyah dan jamaliyahnya  الله‎ kita terima dengan sikap mental sama: ridho dan bahagia. Oleh karena itu sering kita dengar doa’ dari Pangersa untuk kita semua: Semoga  الله‎ berkahi semuanya, segalanya. Amin.

Juga Abah Sepuh berdoa untuk kita:

Semoga ada dalam kebahagiaan, dikaruniai  الله‎ Subhanahu wata’ala kebahagiaan yang kekal dan abadi… Amin

Bersyukur  الله‎ telah utus dan kita dipertemukan denganpenerus dan pewaris ajaran yang dibaqo’kan menjadi amalan Kanjeng Maulana wa Nabiyana Muhammad shollalohu ‘alaihi wasallam, semoga kita terbawa dan diaku oleh beliau sebagai murid-muridnya yang setia, pecinta, dan membuatnya bangga. Bibarokah seluruh Ahli Silsilah Tqn Ma’had Suryalaya khusus Pangersa Abah Alfatihah.

Salam husnul khidmah 38,

Abah Jagat [Pembantu Khusus Abah Aos]

Share this Article
1 Comment