TIDAK ADA PENYAKIT YANG MEMATIKAN

Panji Makalalag
Panji Makalalag
4 Min Read

Oleh: Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra Qs
(Wali Mursyid TQN Suryalaya Sirnarasa PPKN Silsilah ke 38)

Abidin Ghufron bin Abdul Djafar atau terkenal dengan Ebiet G Ade, adalah seorang penyanyi kawakan yang syair-syair lagunya sangat kental dengan nuansa rohani. Salah satu karya yang menunjukkan kejeniusannya dalam menggubah sebuah lagu nampak pada salah satu karyanya yang sarat makna, yang menyatakan kaitan antara bencana yang terjadi dengan ulah manusia yang bangga akan perbuatan dosa, penggalan liriknya sebagai berikut:

Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan
bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada
rumput yang bergoyang

Penggalan lirik dari seniman asal Yogyakarta ini sangat menarik untuk disimak, terlebih bila dikaitkan dengan tho’un (Wabah penyakit) SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang kini tengah menjadi buah bibir dimana-mana dan telah membuat jutaan orang was-was dengan penyakit misterius ini. SARS atau radang paru-paru akut merupakan penyakit paru yang disertai gangguan pernafasan mendadak.

Umumnya para penderita mengalami gejala-gejala sebagai berikut: demam tinggi lebih dari 38°celsius selama tiga minggu, terdapat satu atau lebih gangguan pernafasan, yakni batuk, pilek, nafas pendek, dan kesulitan bernafas. Lebih jauh lagi, penyakit ini dinyatakan menyebar melalui partikel yang melayang di udara atau melalui cairan tubuh.

Berdasarkan temuan WHO, wabah ini diketahui 1 Februari 2003 di provinsi Guandong China dan menyebar secara cepat ke beberapa negara sekitar. Hingga kini sudah lebih dari 27 negara melaporkan wabah penyakit menular ini yang belum ada obatnya telah menyebabkan meninggalnya lebih dari 500 orang serta jumlah penderita diperkirakan lebih dari 7000 orang.

Kecemasan orang dalam menghadapi SARS memang tidak dapat dipungkiri. Hampir tiap hari kita menyaksikan pemandangan yang cukup memprihatinkan. Karena takut mati, orang-orang berbondong-bondong mengenakan masker yang diyakini dapat melindungi diri dari kematian akibat penyakit SARS.

Para tenaga medis dan kalangan ilmuwan pun tanpa sadar, beramai-ramai mengkampanyekan “Penggelinciran aqidah” umat dengan menyatakan bahwa “SARS ADALAH PENYAKIT YANG MEMATIKAN DAN MEREKA YANG TERKENA PASTI MATI” bagi muslim yang beriman, pernyataan-pernyataan seperti itu hendaknya tidaklah membuat was-was dan ketakutan.

Ia memahami betul bahwa yang bisa mematikan bukanlah SARS, AIDS, ANTRAX, atau Ebola, dan atau penyakit-penyakit berbahaya lainnya yang sering dikatakan di koran-koran, majalah, atau media informasi lainnya.

Seorang mukmin memahami bahwa yang bisa mematikan itu hanyalah Dia Yang Maha Menghidupkan dan Yang Maha Mematikan yakni الله Azza wa Jalla. Dengan adanya wabah tersebut justru ia akan semakin meningkatkan keimanannya.

Meskipun sudah berupaya untuk menghindari penyakit SARS dengan cara berpaling dari keramaian dan pindah ke tempat sepi agar tidak terjadi kontak udara dengan mereka yang dicurigai terkena penyakit tersebut, tetapi jika الله menghendaki, meski ia berada di puncak gunung yang relatif aman menurut perkiraan manusia, tetap saja penyakit tersebut dapat menyerangnya.

Mudah saja bagi الله untuk membolak-balik suatu keadaan, الله Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِيْ بُرُوْجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ

“Di mana pun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kokoh.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 78)

Share This Article
Leave a comment