INILAH SHOUM PARA AHLI HAKEKAT…

Panji Makalalag
Panji Makalalag
4 Min Read

Oleh: K.H. Budi Rahman Hakim Al Amiin, MSW., Ph.D. (Abah Jagat Al Khoolish)
[Pembantu Khusus Abah Aos]

Umumnya umat Islam melukiskan bulan romadhon sebagai bulan bertabur berkah dan maghfiroh. Dilukiskan sebagai bulan suci bulan penuh berkah dan karenanya muncul anggapan bulan lain tidak suci dan tidak penuh berkahnya. Tidak salah dengan keyakinan itu, namun bisa mengarahkan kita pada pemahaman dan pemaknaan sempit: hanya pada bulan romadhon saja kita mencari keberkahan, ampunan, dan kesucian diri.

Bersyukur seluas jagat raya, kita berguru kepada seorang pewaris amaliyah para kekasih Alloh dari unsur Anbiya wal Mursilin, Khulafaurosyidin wa syahidin, Aulia wa Sholihin jalur Silsilah Thoriqoh Qodiriyyah Naqsyabandiyaah Ma’had Suryalaya, melalui pintu Pangersa Guru Agung Abah Aos telah mengajarkan kepada kita bahwa masing-masing bulan dalam Tahun Hijriyah memiliki keutamaan masing-masing. Dalam karya magnum opusnya Kitab ‘Fadhoilusyuhur’ Pangersa Abah mengupas makna hakikat huruf demi huruf dari nama bulan-bulan Kalender Islam. Semuanya berdimensi spiritual dan memiliki keutamaannya sendiri-sendiri.

Juga bersyukur setinggi angkasa, ibadah shoum kita akan lebih bernilai, karena kita sudah punya alat penyampai ibadah shoum kita kepada Alloh. Oleh Pangersa Guru Agung Abah Aos, shoum kita telah disempurnakan dari sekedar ‘shoum syariat’ (menahan tidak minum, tidak makan, dan tidak bersenggama dengan istri dari sejak imsak shubuh hingga tiba maghrib) menjadi shaum thoriqoh (menahan tidak menyentuh hal-hal yang subhat apalagi maksiat karena hati dan diri selalu hadir dengan dzikir khofi).

Inilah shoum hakikat kaum hakikat, seperti dilukiskan oleh Pangersa Abah, karena menghadirkan dua bentuk shoum, syariatnya ya thoriqohnya. Imam Al Ghozali membuat kategori orang yang menunaikan ibadah shoum ke dalam tiga: shoum awwam, shoum khawash dan shaum khowasul khowas. Harus yakin shoum kita diborong ketiga-ketiganya oleh Guru kita untuk kita.

Melalui Pangersa Abah dari gurunya dari gurunya dari gurunya sampai kehadiran Rosululloh shollolohu ‘alaihi wasallam ini pula kita mendapatkan ajaran yang jadi amalan ibadah yang nilainya lebih baik dari seribu bulan tanpa harus menunggu untuk mendapatkannya di 10 hari terakhir bulan romadhon.

Apakah gerangan ajaran yang jadi amalan yang dimaksud?

Yaitu Talqin Dzikr Agung dari Yang Maha Agung yang telah ditetapkan (lailatul qodr = saat pertama kita memperoleh Talqin Dzikr) oleh Guru Agung ke dalam tiga lapis ruh kita: 12 huruf ditetapkan di ruh jismani (Laa ilaaha illalloh) 4 huruf ditetapkan di ruh ruhani (Alloh) dan 1 huruf ditetapkan di ruh sulthoni (Hu). Dengan ungkapan lain, kepada siapa yang sudah memperoleh Talqin Dzikr itu artinya ia sudah memperoleh lailatul qodr, meski pelaksanaa Talqinnya di saat siang. Alhamdulillah.

Dari lisan Pangersa Abah, lailatul qodar itu harfiyahnya bimakna ‘malam ketetapan’. Apa yang ditetapkan? Yaitu saat diturunkannya inti Laa Ilaaha Illalloh ke dalam diri Nabi Muhammad dan umatnya melalui lisan para penerus beliau hingga hingga hari penghabisan. Yaitu ketika diturunkan keseluruhan Alquran yang dikumpulkan dalam kantung asma (Hu): Alhamdulillah. Setiap detak jantung dan helaan nafas kita, keluar masuk dan bersama Ismu Dzat yang Maha Agung (waladzikrullohu akbar).

Oleh karenanya di hari kesepuluh terakhir bulan Romadhon kita diwajibkan untuk melaksanakan sholat untuk syukuran atas karunia agung ini, melalui sholat sunnah lailatul qodar. Ini bukan sholat untuk menjemput, apalagi mencari lailatul qodar, sekali lagi, ini adalah tasyakur bini’mah kepada Alloh atas dilarutkannya dzikr Agung ke dalam ruh kita. Alhamdulillah.

Sekali lagi, selamat menjalankan ibadah shoum….

Salam khidmah,

Share This Article
Leave a comment