MERASA TINGGAL DI SURGA SELAMA HIDUP DI DUNIA

Panji Makalalag
Panji Makalalag
2 Min Read

Oleh: Dr. K.H. Akbar Mardani

(Wakil Talqin Pangersa ABAH AOS dari Bogor)

Bahwa dunia adalah tempat ujian adalah sesuatu yang semua sepakat. Bahwa senyuman dan wajah berseri itu banyak terlihat di beberapa wajah yang bertemu kita adalah juga sebuah fakta.

Tangis dan senyuman adalah tampilan yang pasti pernah dilakukan semua manusia, sedih bahagia adalah dua kondisi jiwa yang pasti pernah hinggap di hati semua orang. Masalahnya adalah bagaimana caranya agar senyuman yang mendominasi, bahagia yang selalu berposisi di hati.

Mereka yang selalu berhati bahagia dan berwajah berhiaskan senyuman sungguh bagai hidup di surga. Bahagianya hati dan tersenyumnya wajah sungguh berkaitan dengan nuansa hati yang selalu ridlo, selalu bersikap positif, akan apapun yang terjadi sebagai ketentuan takdir. Bagaimanakah cara kita memiliki hati yang ridlo? Di manakah “ridlo” diajarkan, disampaikan atau “dijual?”

Ibnu Qoyyim al-Jawziyah menulis seperti ini dalam kitabnya :

‏”من شاء أن يسكن رياض الجنّة في الدنيا فليستوطن مجالس الذِكر ، فإنَّها رياض الجنّة”.

“Barangsiapa yang ingin tinggal di kebun-kebun surga selama hidup di dunia, maka selalulah menempatkan dirinya di majelis-majelis dzikir, karena majelis-majelis dzikir itu adalah kebun-krbun surga.”

Apa yang dinyatakan oleh Ibnu Qoyyim itu sesungguhnya berangkat dari hadits Nabi yang dengan tegas menyuruh sahabatnya untuk berhenti duduk bersama jika bertemu dengan majelis dzikir karena itu adalah kebun surga.

Kebun surga bermakna kebun kebahagiaan, zona kedamaian, wilayah ketenteraman. Majelis dzikir yang di maksud adalah majelis yang di tempat itu diaebut, diingat dan diagungkan الله, Rosul الله, agama الله.

Majelis dzikir, forum pengajian atau lembaga kajian yang mengantarkan kita untuk lebih dekat kepada الله dan lebih lembut memperlakukan hamba-hamba الله adalah masuk dalam katagori kebun surga.

Karena itu, jangan berhenti mengaji, bagaimanapun caranya. Jika tidak, jangan salahkan siapapun jika semakin lama hati kita semakin penuh dengan kesedihan dan derita.

Alhamdulillah… terimakasih Abah

Madrosah+Roudloh Wa Abkaaro
TGK Tanahsareal Kota Bogor

Share this Article
Leave a comment