Pada saat yang sama juga, seperti Guru Agung menasihatkan, kita harus belajar menjadi “Alloh kecil” agar semua urusan kita di dunia ini bisa selesai dengan mekanisme Kun Fa Ya Kun. Dalam Hadits Qudsi Alloh ber-firman, memberi panduan bagaimana cara agar menjadi “Alloh kecil” itu.
يَا ابنَ آدَمَ أَنَا الله الّذِى لَا إِلهَ إِلَّا أنَا أَقُوْلُ لِلشيء كُنْ فَيَكُون ، أطِعْنِيْ أَجْعَلُكَ تَقُوْلُ للشَيْء كُنْ فَيَكُوْن(فتوح الغيب للقطب الرّبّانى الشيخ محي الدين عبد القادر الجيلاني)
Artinya: “Aku Alloh Tidak Ada Tuhan Kecuali Aku. Aku Mengatakan Sesuatu Jadi Maka Jadilah. Maka Taatlah Kepadaku Maka Akan Aku Jadikan Kamu Sekalian Mengatakan Sesuatu Jadi Maka Jadilah.”
Dengan demikian, kalau mau jadi manusia Kun Fayakun dalam segala urusan, kunci satu: taat saja kepada Alloh. Taat kepada Alloh itu perintah seperti tertera dalam Surat An-Nuur ayat 54 dan An-Nisa ayat 80.
قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلا الْبَلاغُ الْمُبِينُ (٥٤)
“Taat kepada Alloh dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling Maka Sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Alloh) dengan terang“. (QS. An-Nuur : 54)
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا (٨٠)
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Alloh. dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka” (QS. An-Nisaa : 80)
Taat kepada Alloh pada level praksis yakni dengan cara taat kepada Rosululloh dan Rosul-nya Rosululloh, yakni para Khalifah Al-Mursyid yang ‘aarif billah. Sabda Rosululloh: Wal ‘aarifuuna nawwabun ‘anni. Orang yang ‘aarif billah inilah para pengganti-ku. Bagi kita semua, murid-murid Tuan Syeikh Abdul Qoodir fi Hadza zaman, ketaatan kepada ALLOH dibuktikan dengan taat kepada Guru, yang taat kepada Guru-nya kepada Guru-nya kepada Guru-nya, kepada Guru-nya, taat kepada Kanjeng Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam. Puncak ajaran ini, sabda Guru Agung, adalah ketaatan (ittiba’). Itulah maqom tertinggi di dalam ajaran ini. Kalau ingin tahu siapa murid yang paling tinggi kedudukannya di hadapan Guru-nya, lihat-lah siapa yang paling taat kepada Gurunya. Guru Agung Abah Aos adalah yang paling taat dari semua murid-murid Abah Anom dalam segalanya semuanya. Tidak salah kalau beliau ditunjuk jadi penerus-nya, menjadi Wakil-Nya di dunia ini.
Sebagai penutup, tidak diragukan lagi bahwa ajaran yang jadi amalan kita ini, mutlak, merupakan jalan untuk qobul-nya doa’ Sapu Jagat yang sering dipanjatkan oleh seluruh kaum Muslimin di seluruh dunia: Robbana aatina fi-ddunya hasanah wa fi al-akhiroh hasanah wa qinaa ‘adzaabannar. Aamiin. Semoga Alloh berkahi semuanya, segalanya, bi karomati Pangersa Abah. Al-Fatihah