3 ILMU YANG WAJIB DIPELAJARI OLEH UMAT NABI MUHAMMAD SAW

Panji Makalalag
Panji Makalalag
2 Min Read

Oleh: Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra Qs
(Wali Mursyid TQN PP Suryalaya Silsilah ke 38)

Imam Al Ghozali memerintahkan agar umat nabi Muhammad saw mempelajari tiga Ilmu yang dibawa oleh beliau yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, ilmu-ilmu tersebut ialah:

“Dan wajib bagi kamu mempelajari ilmu yang akan menjadikan sahnya taat kepada  الله‎ dan ilmu yang merupakan simpul/aqidah agar mengetahui arah, ke mana maksud tujuan ibadah yang dilaksanakan dengan anggota badan lahir dan ilmu untuk membersihkan hati agar benar-benar bersih.”

Selanjutnya as-sayyid Abu Bakar al-Makiy menegaskan:

“Tiga ilmu ini adalah fardlu ain mempelajarinya kepada setiap orang yang ingin menjadi umat Islam yang beribadah sesuai yang dilaksanakan oleh Rosululloh SAW, ketahuilah serta amalkanlah semuanya, pasti kamu mendapatkan keberhasilan dalam menempuh jalan keselamatan dan ketinggian cita-cita”.

Tiga ilmu itu sangat berkaitan dengan keberadaan manusia yang sempurna yang mempunya tiga unsur kekuatan yang menyatu, yaitu jasad, ruh dan rasa. Seluruh umat manusia yang keutuhan dirinya masih dapat dirasakan, maka orang tersebut wajib mengetahui dan memahami serta mengamalkan kesempurnaan hidayah itu secara keseluruhan secara berbarengan, yaitu:

1. Wujud nyata ibadah dengan anggota badan lahir (melaksanakan ibadah syariat yang diatur dengan ilmu faqih).

2. Qolbu/hati orang yang sedang melakukan nomor satu, selalu berdzikir dengan selalu mengingat  الله‎ yang telah ditanam di dalamnya.

3. Rasanya akan selalu ada di depan-Nya, tidak terpengaruh dengan gerakan badan.

Cara itulah yang diserukan oleh Nabi Muhamad Saw:

“Sholatlah sebagaimana kamu sekalian melihat sholat aku.” (HR Muttafaq ‘alaih dari jabir)

Dengan cara itu manusia pecinta kesucian jiwa mensucikan jiwanya. Yang dimaksud dengan cara itu ialah cara yang beruswah hasanahkan Nabi Muhammad Saw yang diambil sebagai uswah hasanah oleh para wali  الله‎, baik wali yang telah tiada maupun yang masih ada berikut yang akan ada.

Karena tidak ada cara lain bagi kita kecuali mengikuti para leluhur yang mengikuti leluhur-Nya yang mengikuti Rosululloh Saw.

Sumber: Menyambut Pecinta Kesucian Jiwa halaman 55-57

Share this Article
Leave a comment