Oleh: K.H. Muhammad Aang Rahmat Setiarasa
(Wakil Talqin Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul dari Bandung)
Satu saat ada ikhwan yang bertanya kepada Abah: “Abah, Apakah boleh ketika sholat saya ingat ke Abah?” Abah tidak menjawab. Abah melirik kepada saya dan bertanya… “boleh enggak? “…
Saya pun tidak menjawab. Jawabannya pada beberapa kesempatan khidmah ilmiyah Abah sering menyampaikan:
“Kalo Abah ingat ke istri, belum tentu istri sedang ingat ke Abah. Tapi kalau Abah ingat ke Abah Anom, pasti Abah Anom sedang ingat kepada الله, dan Abah terbawa ingat kepada الله.”
Perlu kita ketahui dan harus kita yakini, Syaikh Mursyid adalah Naaibu Rosulillah (pewarits / pelanjut Rosulullah saw.)
وقلبه لم ينم والعين قد نعست
“Hati Rosululloh SAW tidak pernah tidur walaupun matanya mengantuk.”
Qolbu Syaikh Mursyid pun demikian. Tandanya ketika kita berkumpul dengan Syaikh Mursyid, ketika kita menatap wajah Syaikh mursyid, hati kita hidup terbawa hidup oleh Syaikh. Seperti Sabda Rosululloh saw :
” خيار عباد الله الذين إذا رؤوا ذكر الله…. . رواه أحمد والبيهقي في ” شعب الإيمان ” .
“Yang terbaik dari hamba-hamba Alloh ialah orang-orang yang ketika mereka dilihat, diingat الله…. “
(HR. Imam Ahmad & Imam Albaihaqi)
Dan salah satu tanda ke Mursyidan Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Masulul selalu diingat oleh seluruh muridnya dimanapun berada. Setiap ada kumpulan ikhwan akhwat, pasti disana dibahas keagungan Abah Aos secara otomatis.
Pada segala situasi kita yang mengaku murid – murid Abah Aos, pasti memanggil Abah Aos. Ketika bekerja ataupun sedang beribadah. Termasuk ketika membaca tulisan ini Itulah genggaman Abah Aos, terhadap ruh seluruh murid-muridnya.
Ulama-ulama biasa, tidak akan bisa seperti itu, Ingat kepada Syaikh, salam kepada Syaikh, Robithoh kepada Syaikh adalah keharusan dan itu otomatis tidak bisa kita hindari.
Qolbu syaikh adalah pintu gerbang menuju hadrot الله. Assyaikh Imam Abu Hanifah satu saat sedang sholat diatas laut, selesai salam, muridnya minta ikut sholat bersama Syaikh , kata Syaikh : “Sebut saja namaku….!! Lalu si murid naik awan di atas laut bersama Syaikh, hanya dengan menyebut nama Guru nya, Setelah diatas laut didalam hati si murid protes : “kenapa mesti nyebut nama Guru… tidak nyebut nama الله saja…”
Seketika itu juga simurid jatuh tenggelam di laut, lalu Syaikh menolongnya, seraya berkata: “Yang kenal sama الله itu aku atau kamu…?” (Al-ihya Imam Ghozali)
Dunia ini laksana lautan penuh ombak & badai Jika kita lupakan Syaikh Mursyid, kita tinggalkan ajarannya, maka tenggelam lah kita. Bahagialah ikhwan akhwat yang hatinya selalu tersambung kepada HADROTU SYAIKH SAYYID MUHAMMAD ABDUL GHOUTS SAIFULLOH ALMASLUL….
. رضي الله عنه وقد س سره