Oleh: Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra Qs
(Wali Mursyid TQN PP Suryalaya silsilah ke 38)
Tuan Guru Agung Syaikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin bersabda :
“Ketahuilah bahwasanya setiap orang yang tidak mau mengambil guru ruh baginya yang akan memberi petunjuk agar keluar dari cengkraman sifat-sifat ini (tercela), maka dia berdosa kepada الله dan Rosul-Nya, karena tidak akan ada petunjuk jalan untuk menyembuhkannya, walaupun merasa tanggung jawab, tidak akan mampu tanpa guru ruh yang tahu akan penyakit-penyakit seperti itu dan mampu pula mengobatinya, sekalipun hapal seribu judul kitab di otaknya.” (kitab Miftah Ash-Shudur, hal.20)
Dalam kitab Tanwirul Qulub, Ath-Thibri menegaskan :
“Tidak sepantasnya bagi seorang alim walaupun pengetahuannya sedalam lautan/nyagara (tabahur) sehingga mencapai pangkat hanya seorang pada masanya, merasa cukup dengan ilmu yang telah ia miliki. Sesungguhnya ia masih mempunyai kewajiban untuk bergabung dengan ahli Thoriqot, agar ahli Thoriqot itu menunjukkan ia ke jalan yang lurus.” (Tanwirul Qulub, hal. 404-405)
Oleh karena itulah maka imam Syafi’i dan Ahmad bin Hanbali Mondar-mandir ke majelis ash-Shufiyah serta mereka berdua selalu hadir pada majelis dzikir mereka, sehingga ada yang bertanya, “Mengapa tuan-tuan bolak-balik kepada orang-orang bodoh sepertu itu?”, mereka menjawab, “Sesungguhnya pada diri mereka (ahli tashawuf) itu ada pokok urusan secara keseluruhan, yaitu taqwalloh ‘azza wa jalla dan mahabbah kepada-Nya serta ma’rifat kepada-Nya.” (Tanwirul Al-Qulub, hal. 406)
Dikutip dari Buku “Menyambut Pecinta Kesucian Jiwa” Hal. 60-62