
Kita berdo’a bukan untuk meminta , memaksa , apalagi untuk mengatur Alloh .
Kita berdo’a karena semata melaksanakan perintah Alloh saja untuk berdo’a .
Alloh SWT berfirman :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ …
” Dan Tuhan-mu berfirman , Berdo’alah kepada-KU , niscaya akan AKU kabulkan bagimu …”
( QS. Ghofir / 40 : Ayat 60 )
Sesungguhnya semua yang kita minta sudah ada , sudah disediakan . Dan pemberian Alloh itu sudah ditentukan kapan waktunya .
Kelambatan penerimaan do’a kepada Alloh sehingga Alloh tidak cepat-cepat memberi apa yang diminta janganlah menjadi putus asa , sebab Alloh sangat mengetahui akan segala sesuatunya .
Dan perlu diingat , diterimanya / di-ijabahnya do’a itu sama sekali tidak terkait dengan do’a si hamba .
Sayyid Ibnu Athoillah berkata :
كَيْفَ يَكُوْنُ طَلَبُكَ اللَّا حِقُ سَبَبًا فِي عَطَا ئِهِ السَّابِقِ ؟
*Bagaimana mungkin permintaanmu yang datang belakangan dapat menjadi sebab pemberian Alloh yang telah diputuskan lebih dahulu ?*
Diterimanya / di-ijabahnya setiap do’a hamba , itu semata-mata adalah karunia dan rohmat-NYA dan Alloh menunaikan janji-NYA bukan karena kekuatan do’a sihamba .
Alloh SWT berfirman :
قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ
Katakanlah ( Muhammad ) , Dengan karunia Alloh dan rohmat-NYA , hendaklah dengan itu mereka bergembira …”
( QS . Yunus / 10 : ayat 58 )
Firman-NYA lagi :
…أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ …
AKU kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-KU .
( QS . Al Baqoroh / 2 : ayat 186 )
Jadi semestinya kalau kita berdo’a baik urusan dunia atau akhirat hendaknya di-NIAT-kan dalam rangka ibadah / pengabdian kita kepada Alloh bukan untuk meminta , memaksa apalagi mengatur Alloh .
Makanya Guru Mursyid Agung mengajarkan kepada para ikhwan untuk banyak berdzikir bukan banyak berdo’a .
Dzikir itu bentuk syukur atas segala yang sudah ada . Sekarang saatnya mensyukuri yang ada untuk datang yang tidak / belum ada . Mensyukuri yang sedikit untuk datang yang banyak .
Semoga bermanfaat .
Salam Ikroman Wa Ta’zhiman Wa Mahabbatan ,
LUQMAN KAMIL ASH SHIDDIQ
————————————————–
Syarahan dari tulisan KH Rd Budi Rahman Hakim Al Kholish Ph.D MSW .