Dalam pencarian Ilmu dhohir (the outer knowledge, علم الشريعة), semakin banyak Guru, banyak tanya, banyak baca buku, semakin baik; semakin luas wawasan; semakin kaya khazanah ilmu pengetahuan.
Namun, dalam penggalian ilmu bathin (the inner knowledge, علم الحقيقة والمعرفة): semakin setia pada satu Guru, tidak bertanya, hanya ikut Guru, maka semakin baik dan utama. Semakin dalam pengalaman ruhaniyah, semakin kaya khazanah kekayaan ilmu hakekat-makrifatnya.
Kesetiaan murid kepada satu Guru Ruh dan seluruh Ajaran Amalannya itu kunci sukses dalam suluk thoriqoh. Kepada salik yang mendua, mentiga, atau bahkan lebih Guru Mursyid, dimetaforkan seperti seorang isteri yang bersuami lebih dari satu. Artinya, sungguh sejatinya terlarang.
Syeikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul adalah teladan dalam kesetiaan pada satu Guru Ruh. Banyak yang terdengar, banyak yang terlihat di sepanjang perjalanan Hadrotus Syeikh Abah Aos saat bersuluk –ber-shohbah, ber-khidmah– kepada Tuan Syeikh-nya, Abah Anom. Namun, sebagaimana Tuan-tuan Syeikh yang sukses mencapai kedudukan Syeikh telah menjadi teladan di masa silam, dari sekian banyak suara-suara, sederet pemandangan di sekitar-nya, yang ia dengar hanya suara dan yang ia lihat hanya Guru Agung-nya yang hanya satu, Abah Anom. Belia khusu’ dan berTauhid dalam berguru.
Seorang murid Pecinta Kesucian Jiwa jangan mudah terpalingkan oleh suara, oleh pandangan selain Tuan Syeikhnya. Murni-kan dan suci-kan semua dari selain Tuan, sebab hanya itulah ia akan lulus mulus berkah salamet dalam suluk bersama Tuan menuju Tuhan ALLOH ‘azza wajalla.
Dengan kesetiaan hanya pada satu tuntunan maka kita akan terhindar dari kebingungan, kegalauan, dan keresahan dalam hidup. Mengapa demikian, karena setiap permasalahan apapun kita mencukupkan solusinya, sikap jiwa yang kita pilih dari apa yang telah dituntunkan Guru Agung Pangersa Abah. Itu saja.
Salam setia,
KH Budi Rahman Hakim al Khoolish [Pembantu Khusus ABAH AOS]