Oleh: K.H. Mahmud Jonsen Al Maghribi, M.Si.
(Wakil Talqin Pangersa ABAH AOS dari Tanggerang)
Ihsan itu menyembah الله sampai memperoleh Rububiyah-Nya melalui cahaya Bashiroh. Rububiyah itu, artinya merasakan bahwa الله Maha Pencipta, Maha Memelihara, Maha Mengatur, Maha Kuasa, Maha Pemurah, Maha Melindungi, Maha²….dst.
Sabda Nabi SAW, “Beribadah seakan² melihat-Nya”. Arti dari “ka annaka tarohu“, itu ialah Dzikir Khofi. Kita diperintah oleh الله berdzikir Khofi (Qs. Al-A’rof : 205). Arti dari “Robbaka” pada ayat ini ialah Nama Tuhanmu. Yang dimaksud “fii nafsika” ialah di dalam dirimu. Yang dimaksud “wadzkur” ialah Dzikir Khofi.
Jadi, ihsan itu artinya ma’rifat, ma’rifat itu bersama dengan Tuhan, bersama dengan Tuhan itu yakni menyebut nama الله di dalam hati (Dzikir Khofi). Jika kamu belum “tarohu” (ihsan, ma’rifat, bersama), maka dzikir khofi lah, niscaya kamu bersama/ihsan/ma’rifat, sebab الله tidak berpisah dengan Nama-Nya.
Jadi, mudah kan?
Tapi, untuk bisa ihsan harus dzikir khofi, dzikir khofi harus ditalqin oleh guru Mursyid.
Alhamdulillaah, bahagia selalu, selalu bahagia.