Menyambut Pecinta Kesucian Jiwa

Panji Makalalag
Panji Makalalag
6 Min Read

Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra Qs ketika menyampaikan taujihat wal irsyadat pada Pengajian Anti Gempa-Manaqib Internasional di Masjid Istiqlal, Jakarta (08/01/2023)

Oleh: Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Ra Qs

Terletak pada tangan para pemudalah segala urusan umat dan pada tangan merekalah tanda-tanda kehidupannya. Imam Asy-Syafi’i berkata: “Hidup pemuda dengan pengetahuan/ ilmu”. Pemuda itu bukan yang merasa bangga karena bapaknya dengan kata-kata “Tuh Bapak saya”, tapi pemuda itu ialah yang berkata “Nih saya”. Tuan Syeikh Abdul Qodir Al-Jaelani berkata: “Jangan mengandalkan orang lain karena teman atau saudara”.

Mereka para pemuda yang sedang mempelajari metode pensucian jiwa laksana para pemuda Ashabul Kahfi berlindung di dalam gua untuk memohon petunjuk Alloh dengan rahmat-Nya yang sempurna, sebagaimana dijelaskan di dalalm Al-Quran:

إِذْ أَوَى ٱلْفِتْيَةُ إِلَى ٱلْكَهْفِ فَقَالُوا۟ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

Artinya: “Ingatlah! Ketika pemuda- pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami” (QS. Al-Kahfi 10)

Permohonan mereka Alloh kabulkan, sebagaimana dijelaskan pula di dalam Al-Quran Artinya: “Dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri di hadapan raja yang dholim/ Dikyanus yang menyombongkan diri, lalu mereka berkata:  “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi, kami sekali-kali tidak tu menyeru Tuhan selain Dia. sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran” (QS. Al- Kahfi 14)

Pangersa Abah Anom guru kita semua, kira-kira 20 tahun yang lalu pernah memberikan nama ikatan pemuda Suryalaya dengan suatu nama yang beristimbat dari salah satu ayat Al-Quranul-Karim Surat Al-Baqoroh ayat 38:

قُلْنَا ٱهْبِطُوا۟ مِنْهَا جَمِيعًا ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّى هُدًى فَمَن تَبِعَ هُدَاىَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Artinya: “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak pula mereka bersedih hati” (QS. Al-Baqoroh 38)

Adapun nama tersebut ialah “HUDAYA”, artinya Himpunan Pemuda Suryalaya. Sampai sekarang nama ini masih belum banyak ikhwan yang mengenal, karena belum ada yang dengan gigih menghidupkan nama ikatan yang langsung diciptakan oleh Pangersa Guru Mursyid kita.

Mudah-mudahan harapan Pangersa Abah menjadi kenyataan. Barangsiapa menghidupkan sunnahku ketika rusak umatku maka bagiannya adalah pahala 100 orang yang gugur mati syahid.

Pada suatu acara penting di Pondok Pesantren Suryalaya, seorang guru besar dari salah satu Perguruan Tinggi di Jawa Barat menyampaikan kuliah umum/ pidato ilmiah di Kampus IAILM Pondok Pesantren Suryalaya, yang bertempat di gedung Sukriya Bakti, mengatakan bahwa kalimat Tashowwuf kalau dicari di dalam Al-Quran tidak ada. Pada saat itupun langsung terlintas di hati penulis suatu pertanyaan. Apakah benar di dalam Al-Quran tidak ada kalimat Tashowwuf? Langsung saya jawab “Tidak benar”. Mana mungkin di mulut dia ada, di dalam Al-Quran tidak ada.

Dengan demikian jelas tidak mudah menggapai Al-Quran secara keseluruhan. Maha Benar Alloh dengan segala firman-Nya:

لَّا يَمَسُّهُۥٓ إِلَّا ٱلْمُطَهَّرُونَ

Artinya: “Tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan”. (QS. Al-Waqi’ah: 79).

Yang dimaksud dengan disucikan itu, tidak hanya dengan berwudhu dhohir, tapi dengan berwudhu bathin, artinya suci lahir dan bathin. Orang inilah yang benar-benar akan mampu menggapai Al-Quran.

Guru besar di kampus tidak dijamin mampu menyentuh Al- Quran secara keseluruhan apalagi guru biasa. Pantas seorang Nabi dan Rosul juga seorang Ulul ‘Ajmi, yaitu Nabi Musa A.S diperintah mencari guru. Saya yakin bukan Musa A.S yang seorang Nabi dan Rosul yang diperintah mencari guru, tapi guru besar menurut mahasiswa dan kampus agar berusaha keras mencari petunjuk agar ketemu guru besar menurut Alloh SWT. Saya ulangi pernyataan Alloh di dalam Al-Qur’an tentang kesempurnaannya:

وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِفَتَىٰهُ لَآ أَبْرَحُ حَتَّىٰٓ أَبْلُغَ مَجْمَعَ ٱلْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِىَ حُقُبًا

Artinya: “Dan ingatlah ketika Musa as bersabda kepada muridnya (Yusya’ bin Nun) aku tidaka kan berhenti berjalan sebelum sampai ke pertemuan dua lautan atau aku akan berjalan bertahun-tahun”. (QS. Al-Kahfi: 60). Bacalah sampai ayat 82!

Adapun sebab-sebab kisah ini sebagai berikut: Artinya: “Para ahli tafsir berpendapat bahwa ada seorang laki-laki dari kau Nabi Musa AS bertanya: Siapakah manusia paling pandai pada hari ini di muka bumi ini?” Nabi Musa AS menjawab: “Aku.” (Biharul Hub 14)

Siapa saja yang ingin menjadi generasi pencinta kesucian jiwa, hendaknya menjadi benih-benih unggul penyampai amanat dari Allah SWT mengenai sesuatu yang masih banyak orang mempertentangkan keberadaanya atau masih meragukan benarnya menurut pembawa syariat yaitu Hadlorot Junjungan Nabi Muhammad SAW perhatikan apa yang dijelaskan di dalam kitab Biharul hub hal 11:

Artinya: “Adalah Nabi Muhammad sebagai pimpinan/ imam ahli tashowwuf terbesar selalu beribadah, bertahajud malah beliau berdiri setiap malam sehingga bengkak-bengkak dua telapak kakinya, maka as-Sayyidah Aisyah berkata: Mengapa engkau kerjakan seperti ini wahai Rosulullah SAW, padahal Allah telah mengampuni dosamu yang telah lampau serta dipelihara dari berbuat dosa di masa mendatang. Maka Nabi SAW menjawab Apakah aku tidak boleh menjadi seorang hamba selalu bersyukur?”. (biharul Hub 11)

(Dikutip dari Majalah Nuqthoh no. 7 tahun III – 11 Rajab 1425 H/27 Agustus 2004 M)

Share this Article
Leave a comment