Mengusir Syetan pengganggu/penggoda itu seperti mengusir gerombolan lalat. Lalat akan terus mengerumuni apa saja yang busuk, kotor, dan bau. Sekeras apapun usaha dilakukan untuk mengusir mereka, akan terus kembali mengerumuni sesuatu yang busuk, kotor, dan bau tadi.
Volume gerombolan lalat akan berkurang kalau kita berhasil membuang dan membersihkan sesuatu yang busuk, kotor, dan bau itu. Meski pun merasa sudah bersih, masih saja suka ada lalat datang. Apalagi kalau sesuatu itu kita abaikan lagi, tidak rutin membersihkannya, maka, gerombilan lalat itu akan terus kembali. Semakin busuk, kotor, dan bau.
Tidak ada pilihan lain, kalau ingin terbebas dari gerombolan lalat, tersisa hanya satu dua saja, sering-sering atau dawamkan aksi bersih-bersihnya. Setiap hari, minimal lima kali.
Begitupun Syetan. Kalau dalam diri ini masih banyak alfa dan dosa –pembusuk-pengotor jiwa– Syetan akan bergerombol mengganggu, bahkan menyeret ke lembah yang lebih busuk, kotor dan bau. Membawa manusia ke tempat yang lebih hina, bersamanya.
Oleh karena itu, bersihkan diri dari noda alfa dan dosa. Bersihkan dengan alat bersih yang telah ditetapkan Alloh dan Rosul-Nya. Apa gerangan?
Dzikir. Bukan sembarang Dzikir. Dzikir pembersih diri, pencuci jiwa, yang harus di-instal-kan oleh Ahli-Nya melalui Talqin Dzikir. Setelah itu, dawamkan Dzikirnya, semakin banyak semakin baik, agar gerombolan Syetan lari pergi tunggang langgang. Tersisa beberapa saja.
Selamat mengusir Syetan!
Salam hangat,
Abah Jagat Al Khoolish